Aset global turun secara bersamaan, mengapa surga perlindungan gagal secara kolektif?

Saham teknologi, mata uang kripto, emas, bahkan pasar obligasi—tidak ada satu sudut pun yang aman.

“Bitcoin turun di bawah 93.700 dolar AS, menghapus kenaikan tahun ini!” “Emas spot turun lebih dari 2% dalam sehari, jatuh di bawah 4.100 dolar AS!”“Nasdaq turun beruntun, saham teknologi tertekan!”.

Pekan lalu, pasar global seolah-olah menampilkan pertunjukan terjun bebas serentak, dari mata uang kripto hingga saham teknologi AS, dari emas hingga obligasi pemerintah AS, berbagai kelas aset secara langka turun bersamaan. Sinkronisasi ini membuat strategi lindung nilai tradisional gagal, para investor pun bertanya-tanya: ke mana dana mengalir? Apa yang dikhawatirkan pasar?

Satu,Penurunan Sinkron Aset: Aset Risiko dan Aset Safe Haven Sama-sama Tertekan

Pekan lalu, pasar global mengalami fenomena langka—aset berisiko dan aset safe haven tradisional turun bersamaan.

• Pertama-tama, pasar mata uang kripto terkena dampak, Bitcoinsempat turun ke 93.778,6 dolar AS,menghapus sepenuhnya kenaikan sejak awal tahun ini. Penurunan ini memicu likuidasi besar-besaran, dalam 24 jam terakhir lebih dari 150.000 orang di pasar kripto global mengalami likuidasi paksa.

• Pada saat yang sama, saham teknologi AS juga menghadapi tekanan signifikan. Meskipun Nasdaq naik tipis 0,13% pada Jumat lalu, ini hanya membalikkan tren turun tiga hari berturut-turut sebelumnya.Sentimen investor saham teknologi tetap hati-hati, kekhawatiran pasar terhadap valuasi saham bertema AI yang terlalu tinggi terus berkembang.

• Yang lebih mengejutkan, aset safe haven tradisional seperti emas dan obligasi pemerintah AS juga turun bersamaan. Emas spot pada Jumat lalu turun lebih dari 2%, menembus batas 4.100 dolar AS; sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS di semua tenor naik, imbal hasil obligasi 10 tahun tercatat 4,148%, naik sekitar 2,9 basis poin.Fenomena penurunan sinkron antara aset berisiko dan aset safe haven inimematahkan logika alokasi aset tradisional.

​​​​​​​

Dua,Obligasi Pemerintah AS Dijual: Sinyal Pasar dari Kenaikan Imbal Hasil di Semua Tenor

• Perkembangan terbaru di pasar obligasi pemerintah AS sangat menarik perhatian. Tidak hanya imbal hasil obligasi 10 tahun naik ke 4,148%, imbal hasil obligasi 2 tahun dan 30 tahun juga masing-masing naik ke 3,606% dan 4,749%. Kurva imbal hasil yangnaik di semua tenor inimengirimkan sinyal pasar yang jelas:dana tidak mengalir besar-besaran ke obligasi pemerintah AS sebagai safe haven tradisional.
• Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS didorong oleh perubahan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Setelah pejabat The Fed berturut-turut mengeluarkan pernyataan hawkish,probabilitas pemangkasan suku bunga pada Desember turun di bawah 50%, hanya 44,4%, sementara probabilitas suku bunga tetap naik menjadi 55,6%.
• Perubahan ini sangat signifikan—hanya sebulan lalu, pasar memperkirakan probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember masih setinggi 95%.
• Sikap hati-hati pejabat The Fed dan kekosongan data semakin memperbesar ketidakpastian pasar. Beberapa pejabat The Fed khawatir mengambil keputusan dalam kondisi “terbang buta data”, sementara setelah penutupan sementara pemerintah AS, sejumlah besar data ekonomi yang tertunda akan dirilis, termasuk laporan pekerjaan non-pertanian dan indikator penting lainnya.

Tiga,Aset Safe Haven Gagal: Mengapa Emas dan Obligasi Pemerintah AS Kehilangan Fungsi Perlindungan?

• Fenomena penurunan bersamaan emas dan obligasi pemerintah AS menarik perhatian mendalam pasar. Data historis menunjukkan,pada masa krisis, korelasi antar aset cenderung mendekati 1.0,investor menjual aset yang untung untuk menutup margin. Fenomena ini mirip dengan krisis keuangan 2008 dan awal pandemi 2020.
• Michael Armbruster, Co-Founder Altavest, perusahaan pialang berjangka, menyatakan: “Dalam jangka pendek, seiring investor mencari likuiditas,emas mungkin akan bergerak seiring dengan aset berisiko lainnya.”
• Adrian Ash, Kepala Riset BullionVault, lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam “krisis yang sesungguhnya”, korelasi semua aset akan mendekati 1.0, karena “trader yang rugi di satu kelas aset perlu mencairkan posisi untung untuk mengumpulkan kas”.
• Inilah alasan emas turun pada fase terburuk krisis pasar 2008, dan juga anjlok tajam pada awal kepanikan pandemi 2020. Kali ini, obligasi pemerintah AS juga tidak luput,kenaikan imbal hasil berarti harga obligasi turun, menandakan obligasi pemerintah AS juga mendapat tekanan jual.

Empat,Misteri Aliran Dana: Sikap Defensif dan Rotasi Regional

• Dalam gejolak pasar global ini, aliran dana menunjukkan situasi yang kompleks. Aset berisiko mengalami arus keluar dana, namun aset safe haven tradisional tidak menjadi penerima manfaat yang jelas. Pasar mata uang kripto terus mengalami proses deleveraging besar-besaran sejak 10 Oktober,pasar menghadapi tekanan penyesuaian posisi secara keseluruhan.
• Pada saat yang sama, saham teknologi AS juga mengalami arus keluar dana.Bridgewater Fund pada kuartal ketiga secara signifikan mengurangi kepemilikan saham teknologi, di mana kepemilikan Nvidia turun tajam dari 7,23 juta saham pada akhir kuartal kedua menjadi 2,51 juta saham, penurunan hingga 65,3%.
• Sebaliknya,Bridgewater secara signifikan menambah kepemilikan ETF indeks besar AS, di mana kepemilikan SPY melonjak 75,3%, mencapai 4,05 juta saham, proporsinya dalam portofolio naik menjadi 10,62%, menjadi kepemilikan terbesar. Di dalam saham teknologi, dana juga melakukan re-alokasi.Berkshire pada kuartal ketiga mempercepat penjualan saham Apple, sekaligus membangun posisi di Alphabet, induk Google, dengan membeli 17,85 juta saham senilai 4,3 miliar dolar AS.
• Di tingkat regional, pasar Asia menunjukkan perbedaan kinerja.Indeks Nikkei 225 Jepang dan TOPIX sama-sama turun 0,6%, sementara indeks KOSPI Korea Selatan justru melonjak 1,7%, terutama didorong oleh kenaikan tajam produsen chip SK Hynix dan Samsung Electronics.

Lima,Data Kunci dan Strategi Investasi

• Pekan depan, pasar akan fokus pada data ekonomi yang tertunda. Biro Statistik Tenaga Kerja AS telah memastikan akan merilis laporan pekerjaan non-pertanian bulan September yang lama tertunda pada 20 November, dan pada 21 November akan mengumumkan data terkait upah riil bulan September. Data ini akan menjadi referensi kunci bagi keputusan kebijakan moneter The Fed pada Desember.

• Pernyataan intensif pejabat The Fed juga akan mempengaruhi ekspektasi pasar. Pejabat inti seperti Williams, Kashkari, Goolsbee, dan Logan semuanya akan berpidato, yang mungkin semakin menggoyahkan ekspektasi suku bunga.
• Bagi pasar mata uang kripto, analis Bitunix menyatakan: “Inti pasar saat ini bukanlah imbal hasil Beta, melainkan kekacauan harga di tengah kekosongan informasi makro.” “BTC saat ini berada dalam fase koreksi struktural bulanan, sebelum banyak data tertunda kembali, pasar tidak mungkin memiliki arah yang jelas.”

Nilai jangka panjang emas dan obligasi pemerintah AS mungkin masih ada. Adrian Ash menunjukkan, setelah pasar jatuh pada 2008 dan awal pandemi 2020, emas “lebih cepat mencapai titik terendah daripada pasar saham, rebound lebih kuat, melanjutkan tren kenaikan jangka panjangnya, dan mengurangi kerugian portofolio secara keseluruhan”.

 

Seiring data tertunda AS dirilis minggu ini, termasuk laporan non-pertanian September, pasar mungkin akan menemukan arah baru. Namun sebelum itu, tidak ada yang bisa dengan mudah mengatakan badai telah berlalu. Yang bisa dilakukan investor, mungkin hanya tetap berhati-hati dan menunggu hingga kabut tersingkap.