Perusahaan investasi kripto terkemuka, Galaxy Digital, baru saja membuat gebrakan. Mereka sekarang men-tokenisasi saham publik mereka sendiri. Ini artinya, saham GLXY—yang terdaftar di Nasdaq dan bursa Toronto—kini bisa diperdagangkan dalam bentuk token di blockchain Solana.
Baca Juga Pump.fun Habiskan US$62 Juta untuk Buyback, Harga $PUMP Sempat Melonjak
Langkah ini dilakukan melalui platform bernama Opening Bell, yang dikelola oleh perusahaan Superstate. Tujuannya adalah agar saham Galaxy bisa digunakan di ekosistem decentralized finance (DeFi), di mana para investor institusional makin tertarik pada aset yang ditokenisasi.
Yang membedakan inisiatif ini dari produk lain adalah:
- Ini bukan sekadar produk turunan atau sintetis, melainkan tokenisasi saham asli Galaxy.
- Setiap transaksi yang terjadi akan langsung dicatat di blockchain.
Tren Tokenisasi Saham Terus Berkembang
Galaxy Digital bukanlah yang pertama. Puluhan perusahaan publik lain sudah melakukan hal serupa. Contohnya, platform xStocks sudah men-tokenisasi lebih dari 60 perusahaan besar seperti Netflix, Meta, dan Nvidia di berbagai jaringan blockchain, termasuk Solana dan Ethereum.
Penawaran saham tokenisasi telah meningkat pesat tahun ini, meskipun pasar masih dalam tahap awal. Sumber: RWA.xyz
Tren ini merupakan bagian dari ledakan yang lebih besar di dunia RWA (Real-World Asset) tokenization, di mana aset dari dunia nyata diubah menjadi token digital. Pasar ini telah tumbuh pesat hingga 380% sejak 2022.
Awalnya, tokenisasi lebih fokus pada aset seperti obligasi pemerintah dan real estate, yang memberikan akses lebih mudah bagi investor ritel. Sekarang, tren ini mulai merambah ke saham publik, meskipun pasar ini masih relatif kecil dengan nilai total sekitar $341 juta.
Tantangan Regulasi yang Perlu Diperhatikan
Meskipun perkembangannya cepat, ada beberapa tantangan yang perlu kamu ketahui, terutama soal regulasi. Wilayah hukum untuk saham tokenisasi masih belum jelas.
Menurut John Murillo dari B2BROKER, investor harus paham bahwa dengan membeli token ini, mereka sebenarnya tidak memiliki sahamnya secara langsung. Mereka hanya memegang token yang dikeluarkan oleh perantara.
Token ini memberikan hak atas keuntungan jika saham dasarnya naik, namun aset aslinya tetap dipegang oleh pihak penerbit. Jadi, penting untuk memahami risiko dan aturan mainnya sebelum berinvestasi.
