Institusi mulai melirik ‘DeFi tak kasat mata’ seiring platform hasil kripto-native semakin matang, menurut laporan Artemis

Perusahaan riset kripto Artemis dan proyek DeFi Vaults menyatakan bahwa terdapat “minat institusional” yang semakin besar terhadap hasil onchain, menurut laporan yang diterbitkan pada hari Rabu. Minat ini disertai dengan tren baru “DeFi tak kasat mata”, di mana protokol berhasil “mengabstraksi” kompleksitas, sehingga akses terbuka tidak hanya untuk pelaku kripto saja.

“Data menunjukkan DeFi kini menjadi infrastruktur backend bagi keuangan arus utama, sementara para pengguna bahkan tidak menyadari bahwa mereka menggunakannya,” ujar Ryan Rodenbaugh, salah satu pendiri Vaults, kepada The Block melalui pesan langsung. 

“Dengan mengabstraksi kompleksitas DeFi, platform-platform ini dapat menanamkan hasil secara langsung ke dalam pengalaman pengguna mereka, meningkatkan retensi, membuka jalur monetisasi baru, dan memperbaiki efisiensi modal,” tulis Artemis. 

Gambaran laporan tersebut mencakup segala hal mulai dari munculnya manajer aset asli kripto hingga pasar permissioned dengan layanan premium, serta protokol agregator dan stablecoin yang menghasilkan yield, yang semuanya mengalami pertumbuhan, terutama di tengah lingkungan regulasi yang mulai melonggar di AS.

Mungkin contoh paling nyata dari “DeFi tak kasat mata” adalah kemitraan antara Coinbase dan protokol peminjaman terdesentralisasi Morpho, yang mendukung operasi kredit bursa tersebut, di mana pengguna menyetor bitcoin untuk menerima USDC. 

Per Juni 2025, lebih dari $300 juta pinjaman telah diterbitkan, menurut Artemis, menandakan bahwa Coinbase telah menemukan model yang sukses untuk membawa pemilik bitcoin nyata ke pasar kredit onchain. 

Pertumbuhan ini tidak hanya terbatas pada pemain terpusat. Per Juni 2025, total nilai terkunci di platform peminjaman beragunan terkemuka, termasuk Aave, Spark, dan Morpho, naik menjadi lebih dari $50 miliar, menurut laporan tersebut. 

Platform-platform ini menawarkan hasil pinjaman 30 hari pada USDC berkisar antara 4% hingga 9%, menurut laporan, “secara umum setara atau di atas tolok ukur tradisional,” seperti surat utang negara AS tiga bulan yang memberikan imbal hasil sekitar 4,3% pada periode yang sama.

Rodenbaugh juga menyoroti pertumbuhan manajer dan kurator aset asli kripto, seperti Gauntlet dan Steakhouse Financial. Sektor ini telah melihat aset kelolaan melonjak menjadi $4 miliar dari $1 miliar pada Januari, menandakan semakin matangnya sektor ini.

“Para manajer ini sangat terintegrasi dalam ekosistem onchain, secara diam-diam menyalurkan modal ke berbagai peluang, termasuk strategi stablecoin tingkat lanjut,” catat para penulis.

Manajer aset asli kripto menerapkan “kerangka alokasi modal profesional” dan beroperasi dengan “parameter risiko” yang kuat, sehingga “memposisikan diri untuk bersaing sebagai manajer uang terdepan generasi berikutnya.”

Demikian pula, pasar permissioned yang di-white-list milik Euler, Morpho, dan Aave merupakan “upaya sengaja untuk memenuhi kebutuhan institusional” yang tampaknya mulai membuahkan hasil. “Sentimen institusional kini mulai melihat DeFi sebagai lapisan keuangan yang saling melengkapi dan dapat dikonfigurasi – bukan sekadar ruang yang mengganggu dan tanpa tata kelola,” tulis para penulis. 

“DeFi kini semakin dimanfaatkan tidak hanya oleh individu asli kripto, tetapi juga oleh fintech, dompet, dan bursa sebagai infrastruktur backend ‘tak kasat mata’,” tulis para penulis. “Dengan mengabstraksi kompleksitas DeFi, platform-platform ini dapat menanamkan hasil secara langsung ke dalam pengalaman pengguna mereka, meningkatkan retensi, membuka jalur monetisasi baru, dan memperbaiki efisiensi modal.”