Apakah harga Bitcoin akan naik atau turun tahun depan? Institusi dan trader saling berdebat sengit.

Setelah mengalami penurunan tajam pada "10.11" dan kembali dihantam oleh penutupan pemerintah AS pada bulan November, pasar kripto sudah mulai ketakutan.

Yang lebih membuat cemas, para trader dan institusi kini sangat berbeda pendapat soal arah pasar ke depan. Galaxy Digital baru saja memangkas target harga akhir tahun dari 185 ribu dolar menjadi 120 ribu dolar, namun JPMorgan tetap bersikukuh: dalam 6-12 bulan ke depan, bitcoin bisa mencapai 170 ribu dolar.

Pada akhirnya, faktor terbesar yang mempengaruhi naik turunnya pasar kripto saat ini adalah likuiditas. Ketika likuiditas dolar melimpah, dana akan mengalir ke aset berisiko, bitcoin pun naik; saat likuiditas mengetat, dana kembali ke obligasi pemerintah dan kas, bitcoin pun turun. Kali ini, penutupan pemerintah AS mencetak rekor sejarah, menyebabkan saldo akun utama Departemen Keuangan mendekati 1 triliun dolar, likuiditas benar-benar terkunci, mempengaruhi hampir semua pasar keuangan global. Bitcoin tentu saja tidak terkecuali. Ini juga menunjukkan bahwa faktor politik sangat mempengaruhi likuiditas.

Pada pemilu lokal 4 November, Partai Demokrat meraih kemenangan besar, bagaimana arah pemilu paruh waktu 2026? Apakah The Fed akan menurunkan suku bunga pada Desember? Setiap langkah Gedung Putih belakangan ini layak dianalisis dengan seksama. Setiap peristiwa mengubah ekspektasi likuiditas.

Lalu, di akhir 2025 yang akan segera berakhir dan 2026 yang akan segera datang, ke mana arah bitcoin? Siapa yang benar, bullish atau bearish? BlockBeats merangkum argumen kedua kubu.

Apa kata kubu bearish?

Sebelum menganalisis kemungkinan kenaikan, mari kita dengar dulu pendapat kubu bearish.

Partai Demokrat bangkit, Trump makin terdesak

“Kemenangan Partai Demokrat dalam beberapa pemilu negara bagian baru-baru ini adalah alasan penurunan pasar kripto beberapa minggu terakhir, Partai Demokrat sangat tidak ramah terhadap kripto dan kapitalisme,” pendapat analis borovik.eth, bukan tanpa dasar.

Setelah pemilu presiden dan sebelum pemilu paruh waktu Kongres, AS masih memiliki banyak pemilu gubernur lokal penting. Pemilu lokal ini bisa dianggap sebagai suara kepuasan rakyat AS terhadap Partai Republik, juga sebagai barometer awal pemilu paruh waktu.

Baru-baru ini, Partai Republik mengalami tiga kekalahan beruntun dalam pemilu tingkat negara bagian, Partai Demokrat menang telak:

1. Pemilu Gubernur Virginia: Kandidat Partai Demokrat Abigail Spanberger menang dengan selisih besar 15 poin, menjadi gubernur wanita pertama negara bagian itu. Partai Demokrat tidak hanya merebut kursi gubernur, tapi juga merebut tiga posisi kunci lain, termasuk wakil gubernur dan jaksa agung, serta membalikkan setidaknya 13 kursi DPR negara bagian.

2. Pemilu Gubernur New Jersey: Kandidat Partai Demokrat Mikie Sherrill juga menjadi gubernur wanita pertama negara bagian itu. New Jersey adalah basis pemilih moderat, namun kali ini Partai Demokrat menang dengan selisih 13,8 poin, kemenangan terbesar sejak 2005.

3. California meloloskan pembagian ulang daerah pemilihan: Ini bisa menambah 5 kursi DPR untuk Partai Demokrat, dan membagi ulang 3 distrik. Selanjutnya, Gubernur California Newsom dan lainnya akan menjadi lawan terkuat Trump dan Partai Republik.

Newsom selalu menjadi kandidat teratas untuk nominasi presiden Partai Demokrat 2028 di Polymarket

4. Pemilu Wali Kota New York: Kandidat Partai Demokrat berusia 34 tahun, Zohran Mamdani, menang mudah dengan lebih dari 1,03 juta suara, persentase suara 52-55%. Ia menjadi wali kota pertama kelahiran 90-an dalam sejarah New York, wali kota Muslim pertama, dan wali kota keturunan India pertama.

Yang lebih penting, makna simbolik New York sangat besar, banyak suara pendukung Mamdani berasal dari anak muda yang dulu mendukung Trump, dan ia juga dijuluki “Trump sayap kiri”. Artinya, di kota terbesar AS, kampung halaman Trump, hampir 90% anak muda kini beralih ke Partai Demokrat.

Pemilu gubernur dan wali kota AS diadakan secara terpisah untuk menghindari “efek tarik turun” dari pemilu federal, agar pemilih lokal lebih fokus pada isu daerah. Masa jabatan gubernur umumnya 4 tahun, tapi tahun pemilu berbeda di tiap negara bagian; masa jabatan wali kota 2-4 tahun, waktu pemilu lebih fleksibel. Namun justru karena terpisah, pemilu lokal ini menjadi barometer penting pemilu federal, seringkali bisa memprediksi tren politik nasional. Para gubernur dan wali kota ini juga merupakan sumber utama kandidat federal di masa depan.

Bagi pemilu paruh waktu 2026, kemenangan telak Partai Demokrat di pemilu negara bagian baru-baru ini memberi dorongan kuat, banyak media dan analis asing menganggap ini sebagai pertanda “gelombang biru” seperti 2017. Ini juga menjadi peringatan politik bagi Trump, jika tidak segera bertindak, ia bisa mengulangi kekalahan pemilu lokal 2017 di masa jabatan pertamanya, dan akhirnya kehilangan kendali DPR.

Di politik AS, tahun pertama pemerintahan biasanya adalah masa bulan madu, tahun kedua masa tidak disukai, dua tahun berikutnya masa “bebek lumpuh”. Tapi Trump mungkin tak menyangka, masa bulan madunya begitu singkat, kekalahannya begitu cepat.

Meski kini masih menguasai dua kamar, Trump juga tak bisa selalu bertindak semaunya. Penutupan pemerintah AS kali ini adalah contoh yang baik.

Inti konflik penutupan pemerintah AS kali ini sederhana: Senat butuh 60 suara untuk membuka kembali pemerintah, ini aturan baku. Partai Republik ingin Partai Demokrat ikut voting, syarat Partai Demokrat adalah memperpanjang subsidi asuransi kesehatan yang akan habis, tapi Trump tidak setuju.

Di bawah pimpinan pemimpin minoritas Chuck Schumer, Partai Demokrat 14 kali menolak voting, sangat kompak seperti satu keluarga.

Sebaliknya, Partai Republik penuh konflik internal dan perpecahan. Trump berkali-kali meminta aturan 60 suara dihapus, tapi selalu ditolak pemimpin Senat Partai Republik, karena mereka khawatir jika aturan filibuster dihapus, saat Partai Demokrat berkuasa lagi akan berbalik menyerang. Kabarnya Trump sangat marah, memaki para pemimpin Partai Republik itu.

Akhirnya, Partai Republik berkompromi, Trump terpaksa menerima paket kebijakan yang memuat prioritas Partai Demokrat, baru pemerintah AS bisa dibuka kembali. Ini membuktikan Partai Demokrat yang kompak mampu menghalangi agenda Partai Republik, kendali “diktator” Trump atas dua kamar mulai melemah.

Penutupan kali ini mencetak rekor terlama dalam sejarah AS, banyak pegawai negeri tak digaji saat cuti, banyak orang miskin tak dapat subsidi, kerugian ekonomi yang ditimbulkan sangat merusak citra Partai Republik.

Ketidakpuasan rakyat AS kembali mencapai titik kritis. Kesejahteraan rakyat, selalu jadi isu politik terbesar.

Ketidakpuasan karena standar hidup menurun, ketidakpuasan karena penangkapan imigran ilegal membuat semua orang was-was, ketidakpuasan karena perpecahan membuat orang cemas. Jutaan orang kelas menengah atas sadar mereka sedang mengalami penurunan kelas sosial, dan mereka panik karenanya.

Jutaan orang kelas menengah atas sadar mereka sedang mengalami penurunan kelas sosial, dan mereka panik karenanya

Inflasi makanan juga jadi kunci, dulu 100 dolar bisa beli banyak, sekarang butuh 250 dolar, kualitas malah menurun. Harga telur baru saja turun, kini daging sapi favorit orang AS mengalami inflasi baru.

Indeks harga konsumen (CPI) terbaru yang dirilis 24 Oktober menunjukkan harga daging panggang dan steak naik masing-masing 18,4% dan 16,6% dibanding tahun lalu. Data Departemen Pertanian AS juga menunjukkan harga daging sapi cincang melonjak ke 6,1 dolar per pon, rekor tertinggi. Dibanding tiga tahun lalu, harga daging sapi naik lebih dari 50%.

Selain itu, harga kopi naik 18,9%, harga gas alam naik 11,7%, listrik naik 5,1%, biaya perbaikan mobil naik 11,5%. Banyak anak muda AS yang berutang karena kuliah, kini makin tertekan karena biaya hidup makin tinggi.

Pemilu paruh waktu AS 2026 dijadwalkan 3 November, kemenangan besar Partai Demokrat di pemilu gubernur 2025 memberi dorongan kuat untuk merebut kembali kendali DPR. Jika pemilu paruh waktu tahun depan, DPR dan Senat dikuasai Partai Demokrat, dua tahun ke depan Trump pasti akan terhambat di mana-mana, benar-benar jadi “bebek lumpuh”.

Bagi pasar kripto, regulasi bisa makin ketat, artinya dana yang bertaruh pada kebijakan ramah Trump harus pikir ulang, tren penurunan bahkan tak perlu tunggu pemilu paruh waktu.

Penurunan suku bunga Desember belum pasti

Awalnya peluang penurunan suku bunga pada rapat The Fed 10 Desember sebesar 90%, kini di Polymarket turun jadi 65% (saat penulisan 51%).

“Juru bicara The Fed” Nick Timiraos menyatakan, saat ini sudah ada empat presiden The Fed regional yang punya hak suara (Collins dari Boston, Musalem dari St. Louis, Goolsbee dari Chicago, dan Schmid dari Kansas yang menolak penurunan suku bunga Oktober) yang tidak aktif mendorong penurunan suku bunga lagi pada Desember. Baca juga: “Analisis Juru Bicara The Fed: Mengapa Jalan Penurunan Suku Bunga The Fed Tiba-tiba Tertunda?”

Perbedaan pendapat pejabat The Fed soal penurunan suku bunga Desember makin besar, sebelumnya para hawkish yang fokus pada inflasi setelah penurunan suku bunga bulan lalu mulai mendorong jeda, para pejabat berbeda pendapat dalam tiga isu utama:

Pertama, apakah kenaikan biaya akibat tarif benar-benar hanya sekali? Pihak hawkish khawatir, setelah perusahaan menyerap biaya tarif awal, tahun depan mereka akan lebih banyak membebankan biaya ke konsumen, terus mendorong harga naik. Pihak dovish menilai, sejauh ini perusahaan enggan membebankan biaya tarif ke konsumen, menunjukkan permintaan lemah, tidak cukup menopang inflasi.

Kedua, perlambatan pertumbuhan lapangan kerja non-pertanian bulanan, apakah karena permintaan tenaga kerja perusahaan lemah, atau karena pasokan tenaga kerja berkurang akibat imigrasi menurun? Jika yang pertama, mempertahankan suku bunga tinggi akan menyebabkan resesi; jika yang kedua, penurunan suku bunga bisa terlalu merangsang permintaan.

Ketiga, apakah suku bunga masih membatasi ekonomi? Pihak hawkish menilai, setelah penurunan suku bunga 0,5 poin tahun ini, suku bunga sudah di atau mendekati level netral, tidak lagi merangsang atau menahan pertumbuhan ekonomi, jadi penurunan suku bunga lebih lanjut berisiko. Pihak dovish menilai suku bunga masih membatasi, penurunan suku bunga bisa mendukung pemulihan pasar tenaga kerja tanpa memicu inflasi lagi.

Agustus lalu, Powell dalam pidatonya di Jackson Hole, Wyoming, mencoba meredakan perdebatan ini, ia menilai dampak tarif hanya sementara, pasar tenaga kerja lemah mencerminkan permintaan lemah, sehingga ia berpihak pada dovish, mendukung penurunan suku bunga. Data yang dirilis beberapa minggu kemudian membuktikan pendapatnya: perlambatan ekonomi benar-benar menghentikan pertumbuhan lapangan kerja baru.

Namun, pada rapat 29 Oktober, suara hawkish kembali menguat.

Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid menolak penurunan suku bunga bulan itu. Presiden The Fed Cleveland Beth Hammack dan Presiden The Fed Dallas Lorie Logan, meski tak punya hak suara, juga secara terbuka menentang penurunan suku bunga.

Pada konferensi pers setelah rapat, Powell langsung menyatakan, penurunan suku bunga Desember belum pasti. Jadi, apakah The Fed akan menurunkan suku bunga lagi pada rapat 9-10 Desember, masih sulit diprediksi.

Yang lebih penting, masa jabatan Ketua The Fed Powell juga hampir habis, masa jabatannya berakhir 15 Mei 2026, mayoritas analis menilai Powell tidak akan mengambil risiko terlihat panik, mempertahankan status quo adalah pilihan paling aman.

Ketidakpastian ganda politik dan kebijakan moneter juga membuat pasar kripto menghadapi ujian tekanan.

Analis terkenal Willy Woo mengemukakan pandangan mendalam: dua kekuatan siklus utama yang selama ini mendorong kenaikan bitcoin, kini perlahan menghilang, dan di masa depan yang benar-benar menentukan tren bukanlah halving, bukan juga likuiditas, melainkan ekonomi makro itu sendiri.

Selama lebih dari sepuluh tahun terakhir, sejarah bitcoin hampir sepenuhnya dibangun di atas “efek tumpang tindih dua siklus empat tahun”: satu adalah siklus halving bitcoin sendiri, satu lagi adalah siklus likuiditas global (M2). Setiap kali narasi pengetatan pasokan akibat halving bertemu dengan ekspansi likuiditas yang didorong bank sentral, terbentuk resonansi kuat—itulah kekuatan utama dua bull market terakhir. Tapi kini, seiring pergeseran siklus, resonansi ini hilang, hanya tersisa likuiditas yang bekerja sendiri.

“Dua resesi ekonomi besar terakhir, pecahnya gelembung internet 2001 dan krisis keuangan 2008, terjadi sebelum bitcoin lahir. Artinya, kita belum pernah melihat bagaimana bitcoin berperilaku dalam satu siklus resesi ekonomi penuh.”

Karena itu Willy Woo mengisyaratkan: era bull market yang didorong resonansi dua siklus sudah berakhir, bitcoin kehilangan “akselerator alami” masa lalu, pendorong kenaikan mungkin akan lebih lemah, juga lebih bergantung pada lingkungan eksternal, dan tren bitcoin saat ini mungkin sudah memberi tahu kita “puncak sudah dekat”.

Galaxy Digital juga baru-baru ini menurunkan target harga bitcoin. Mereka baru saja menurunkan target akhir tahun dari 185 ribu dolar menjadi 120 ribu dolar, alasannya adalah aksi jual besar-besaran oleh whale, rotasi dana ke emas dan aset AI, serta likuidasi leverage. Kepala riset Galaxy, Alex Thorn, menyebut periode ini sebagai “era kematangan”, di mana volatilitas rendah dan institusi mendominasi pasar.

Apa kata kubu bullish?

Tentu saja, tidak semua orang pesimis.

Pemerintah AS buka pintu, likuiditas mengalir

CEO Real Vision Raoul Pal optimistis pasar kripto akan segera pulih dari gejolak berkepanjangan.

“Jalan menuju Valhalla sudah sangat dekat,” kata Pal. Singkatnya, Pal yakin industri kripto akan segera mulai tren naik setelah serangkaian kejatuhan pasar.

Logika Pal seperti ini: penutupan pemerintah AS memang menyebabkan likuiditas mengetat. Pajak masih masuk, tapi pengeluaran nol. Saldo akun utama Departemen Keuangan (TGA) mendekati 1 triliun dolar, inilah penyebab utama pengetatan likuiditas dan performa bitcoin yang kalah dari obligasi pemerintah.

Tapi justru ini sinyal titik balik. Baca juga: “Pemerintah AS Segera Buka Pintu, Bitcoin Akhirnya Akan Naik”.

Menanggapi hal ini, The Fed terpaksa mengaktifkan kembali operasi repo sementara (Overnight Repo), berencana menyuntikkan hampir 30 miliar dolar likuiditas ke pasar.

Yang lebih penting adalah tahap berikutnya: begitu penutupan pemerintah berakhir, Departemen Keuangan akan mulai membelanjakan 250 hingga 350 miliar dolar dalam beberapa bulan ke depan.

Saat itu terjadi, pengetatan kuantitatif berakhir, neraca secara teknis meluas. Ini berarti jalur kripto akan mendapat likuiditas bebas.

Tren historis juga mendukung penilaian ini. Ketika Departemen Keuangan menambah cadangan dan likuiditas sangat ketat, biasanya menandakan pembalikan segera terjadi. Dengan kata lain, rasa sakit saat ini adalah kegelapan sebelum fajar.

Raoul Pal juga mengemukakan pandangan penting: “Siklus empat tahun kini jadi lima tahun... Bitcoin seharusnya mencapai puncak pada 2026. Mungkin kuartal kedua.”

Pernyataan ini langsung menanggapi kekhawatiran kubu bearish soal “resonansi siklus hilang”.

Pendapat Pal: siklus bukan hilang, tapi memanjang. Jika puncak di kuartal kedua 2026, maka posisi sekarang justru saat yang baik untuk masuk.

Apalagi, meski likuiditas bekerja sendiri, itu sudah cukup mendorong bitcoin naik—asal likuiditas benar-benar meluas. Pengeluaran besar-besaran pemerintah setelah buka pintu adalah awal ekspansi likuiditas.

Pendiri BitMEX Arthur Hayes juga sependapat. Ia mengaitkan penurunan bitcoin dengan penurunan likuiditas dolar 8% sejak Juli, menilai begitu saldo Departemen Keuangan turun setelah penutupan, likuiditas dolar akan rebound, mendorong BTC naik.

Hayes dalam Substack terbarunya “Hallelujah” menganalisis lebih dalam: dalam beberapa tahun ke depan, AS harus menerbitkan sekitar 2 triliun dolar utang baru setiap tahun, juga harus terus membayar utang lama. Dengan daya beli sektor swasta dan bank sentral asing menurun, dana RV akan makin bergantung pada pembiayaan SRF. Ini akan memaksa The Fed terus memperluas neraca, membawa efek “QE tersembunyi”. Akhirnya, pasokan dolar akan terus bertambah, dan inilah bahan bakar kenaikan harga bitcoin.

Karena itu Arthur menilai, lemahnya pasar kripto saat ini hanya karena likuiditas sementara terkunci oleh Departemen Keuangan—selama penutupan pemerintah, Departemen Keuangan menyedot likuiditas dolar lewat penerbitan utang, tapi belum membelanjakannya. Begitu pemerintah buka pintu, dana ini kembali ke pasar, likuiditas kembali longgar. Sementara itu, pasar mungkin salah mengira ini puncak, lalu menjual bitcoin, padahal itu “kesalahan besar”. Bull market sejati akan menyala lagi sejak “QE tersembunyi” dimulai.

Analis JPMorgan juga tetap optimis pada bitcoin, memperkirakan dalam 6-12 bulan ke depan, seiring reset leverage di pasar futures, harga bisa naik ke 170 ribu dolar. Prediksi ini didasarkan pada perbaikan teknikal.

Penurunan beberapa minggu terakhir, sebagian besar akibat likuidasi leverage. Begitu reset leverage selesai, tanpa beban leverage berlebih, bitcoin justru lebih mudah naik.

RUU CLARITY Melaju Cepat

Alasan penting kedua kubu bullish adalah lingkungan regulasi yang membaik. Inti perbaikan ini adalah RUU CLARITY.

CEO Real Vision Raoul Pal berulang kali menekankan, regulasi kripto yang kondusif akan sangat mendukung pasar. Logikanya sederhana: begitu RUU CLARITY lolos, bank dan broker dapat lampu hijau regulasi, bisa mengelola dan memperdagangkan ETF kripto spot secara besar-besaran.

RUU CLARITY lolos di DPR pada 17 Juli, dan didukung dua partai—78 anggota DPR dari Demokrat memilih setuju. Angka ini penting, menunjukkan RUU ini bukan keinginan sepihak Partai Republik, tapi punya basis bipartisan.

Dua hari lalu, 10 November, Komite Pertanian Senat merilis draf pembahasan bipartisan. Waktu ini sangat menarik—tepat setelah penutupan pemerintah berakhir, jadi kemajuan legislasi besar pertama.

Penerbitnya adalah Komite Pertanian, Gizi, dan Kehutanan Senat, dipimpin Ketua John Boozman (Republik Arkansas) dan anggota senior Cory Booker (Demokrat New Jersey). Lagi-lagi, kerja sama dua partai.

Pengamat pasar memperkirakan RUU ini akan lolos pada akhir kuartal keempat 2025. Target Gedung Putih lebih jelas: selesai legislasi sebelum akhir 2025.

Saat ini di Polymarket, peluang lolosnya RUU CLARITY (H.R.3633) pada pasar “RUU apa yang akan disahkan pada 2025?” adalah 41%

Dari Juli ke November, hanya butuh 4 bulan dari DPR ke tahap pembahasan Senat. Kecepatan ini jarang terjadi dalam sejarah legislasi AS.

Apa yang diubah RUU ini? Inti utamanya: memindahkan kewenangan utama pengawasan pasar komoditas digital spot ke CFTC, sangat mengurangi kewenangan SEC.

Secara spesifik: CFTC mendapat yurisdiksi eksklusif atas pasar komoditas digital spot, termasuk bitcoin, ethereum, dan aset utama lain. Artinya, CFTC bisa mengawasi bursa komoditas digital, broker, dealer, dan kustodian, menetapkan standar anti manipulasi, perlindungan sistem, dan manajemen risiko. Sementara itu, SEC hanya mengawasi aset digital yang tergolong sekuritas. Status “regulasi lewat penegakan hukum” yang tidak pasti selama ini akan berakhir.

RUU ini lebih cerdik menangani stablecoin. Ia menciptakan status khusus “stablecoin pembayaran berizin”: pengawasan CFTC hanya berlaku untuk eksekusi, penawaran, dan penerimaan transaksi stablecoin di platform terdaftar. Tidak ada kewenangan mengawasi operasi, cadangan, atau penerbitan stablecoin. Ini melengkapi RUU GENIUS (fokus pada izin penerbit dan cadangan), menghindari konflik regulasi.

Desain ini sangat cerdas. Artinya, pengawasan transaksi dan penerbitan stablecoin dipisah, menghindari satu aset diawasi dua lembaga sekaligus. Dampak langsung pada struktur pasar, platform harus mendaftar ke CFTC untuk transaksi stablecoin spot, tapi penerbit tetap punya otonomi, menghindari overregulasi.

Ini sangat menguntungkan stablecoin besar seperti RLUSD milik Ripple, USDC milik Circle, USDT milik Tether, dan lain-lain.

Countdown Powell

Powell yang tak mau dengar Trump, masa jabatannya kini memasuki hitungan mundur, berakhir 15 Mei 2026, tinggal setengah tahun lagi.

Beberapa bulan ke depan, siapa Ketua The Fed akan jadi fokus pasar. Pemerintah sudah mempersempit daftar kandidat, tapi belum mengumumkan nama.

Saat ini, kandidat terkuat di Polymarket adalah Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, sangat dekat dengan Presiden Trump, karena posisinya, hampir tiap hari menganalisis data ekonomi untuk Trump, bahkan disebut Trump sebagai “profesor ekonomi” pribadinya. Keduanya sejalan dalam kebijakan, Hassett dovish sejati, lama mendukung penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pada masa jabatan pertama Trump, Hassett berkali-kali secara terbuka mengkritik kebijakan kenaikan suku bunga Powell, menilai The Fed terlalu agresif mengetatkan kebijakan moneter sehingga merugikan pemulihan ekonomi.

Tahun ini, The Fed sudah mendapat tekanan politik luar biasa dari pemerintahan Trump karena tidak menurunkan suku bunga lebih agresif. Tekanan politik ini sedang mengubah keseimbangan kekuasaan di internal The Fed, baru-baru ini ada contoh bagus.

13 November, menurut “juru bicara The Fed” Nick Timiraos, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic tiba-tiba mengumumkan akan pensiun saat masa jabatan lima tahunnya berakhir akhir Februari tahun depan. Di saat kemungkinan penurunan suku bunga Desember, pengumuman ini cukup menarik.

Bagaimanapun, Bostic adalah salah satu hawkish terkuat di The Fed, kepergiannya akan melemahkan suara hawkish di masa sensitif politik.

Harga pasar futures menunjukkan, hingga akhir 2026, The Fed akan setidaknya menurunkan suku bunga 4 kali, masing-masing 25 basis poin. Jika Hassett benar-benar jadi Ketua The Fed, ditambah suara hawkish di internal The Fed makin kecil, tak diragukan lagi, kecepatan dan besaran penurunan suku bunga akan melampaui ekspektasi pasar. Likuiditas akan sangat longgar, aset berisiko akan mengalami kenaikan kuat.

Bagi pasar kripto, ini sangat positif.

Peristiwa politik penting lain adalah Trump sedang memperbaiki hubungan dengan sekutu lamanya. Sinyalnya, 4 November, Trump mengumumkan kembali menominasikan Isaacman, teman Musk, sebagai Kepala NASA.

Setelah pengumuman, Elon Musk, CEO SpaceX dan teman Isaacman, langsung membagikan kabar ini

Desember tahun lalu, Trump pertama kali menominasikan Isaacman sebagai Kepala NASA, tapi Mei tahun ini setelah bertengkar hebat dengan Musk soal RUU “Beautiful Act”, ia menarik nominasi itu dan menunjuk Menteri Perhubungan Sean Duffy sebagai Kepala NASA sementara, sebagai peringatan untuk Musk. Keduanya lalu saling sindir, terjadi “perpisahan abad ini”.

Agustus tahun ini, titik balik muncul. Menurut The Wall Street Journal, saat mempertimbangkan membentuk “Partai Amerika”, sebagian perhatian Musk adalah menjaga hubungan dengan Wakil Presiden Vance. Sumber menyebut, Musk beberapa minggu terakhir terus berhubungan dengan Vance. Ia mengakui pada asistennya, jika terus membentuk partai, hubungannya dengan Vance akan rusak. Laporan menyebut, Musk dan asistennya sudah memberi tahu orang dekat, jika Vance maju pilpres 2028, Musk akan mempertimbangkan mendukung dengan dana besar, ini memang pilihan rasional Musk.

Bulan September, media memotret Trump dan Musk hadir bersama di pemakaman Charlie Kirk, berjabat tangan dan berbincang, menunjukkan hubungan mereka mulai membaik. Memang benar, banyak media AS melaporkan, seiring hubungan Musk dan Partai Republik membaik, Isaacman juga mulai kembali masuk pembahasan nominasi Kepala NASA.

Trump dan Musk berbincang lama di pemakaman Kirk

Penominasian ulang 4 November adalah sinyal rekonsiliasi lain, waktunya juga menarik, tepat setelah kemenangan besar Partai Demokrat di pemilu lokal.

Kubu bearish melihat turunnya dukungan Trump, kompromi Partai Republik, prospek 2026 suram. Kubu bullish melihat Partai Republik sedang konsolidasi kekuatan, memperbaiki hubungan sekutu, bersiap mendorong legislasi kunci sebelum akhir tahun, terus mengejar pemilu paruh waktu 2026.

Ketidakpastian itu sendiri adalah kepastian terbesar

Bitcoin akhirnya akan naik sampai berapa? Trader dan analis memberi jawaban berbeda, dari 120 ribu hingga 170 ribu dolar.

Setelah merangkum semua argumen kedua kubu, bisa disimpulkan tiga poin.

Pertama, jangka pendek lihat likuiditas, jangka menengah lihat regulasi, jangka panjang lihat siklus.

Jika hanya melihat beberapa minggu ke depan, penutupan pemerintah baru saja berakhir+likuiditas masih ketat+ketidakpastian politik meningkat, memang jadi tekanan. Target 120 ribu dolar Galaxy untuk akhir tahun, mungkin ekspektasi konservatif tapi realistis.

Tapi jika melihat 6-12 bulan ke depan, kombinasi pengeluaran besar pemerintah+RUU CLARITY lolos+likuiditas longgar, bisa mendorong harga mendekati 170 ribu dolar. Penilaian JPMorgan masuk akal.

Soal prediksi Raoul Pal puncak di kuartal kedua 2026, itu penilaian siklus jangka panjang. Siklus lima tahun menggantikan empat tahun, jika asumsi ini benar, sekarang justru saat yang baik untuk menata portofolio.

Kuncinya, pahami kerangka waktu trading Anda. Trader jangka pendek harus fokus pada data likuiditas dan progres pengeluaran pemerintah, pemegang jangka menengah harus awasi RUU CLARITY dan pergantian The Fed, investor jangka panjang harus pikirkan siklus bisnis dan posisi fundamental bitcoin.

Kedua, risiko politik terlalu dibesar-besarkan, tapi juga tak boleh diabaikan.

Kemenangan Partai Demokrat di pemilu lokal memang ancaman bagi pemilu paruh waktu 2026. Tapi masih ada setahun penuh hingga pemilu paruh waktu.

Setahun di politik bisa terjadi banyak hal. Trump dan Musk berdamai, Partai Republik bisa mendorong lebih banyak legislasi menguntungkan sebelum akhir tahun, perbaikan data ekonomi juga bisa mengubah opini publik.

Yang lebih penting, meski Partai Demokrat merebut Kongres 2026, jika kerangka regulasi kripto sudah dibangun pada 2025, kecil kemungkinan akan dibatalkan dalam waktu singkat. RUU CLARITY didukung 78 anggota Demokrat di DPR, artinya punya basis bipartisan.

Ciri politik AS adalah “kapal besar sulit berbalik”. Begitu kerangka regulasi ditetapkan, meski partai berganti, sulit dibalikkan dalam waktu singkat.

Jadi, bertaruh “kemenangan Demokrat bikin kripto tamat” terlalu menyederhanakan. Risiko politik ada, tapi tak sefatal yang dibayangkan pasar.

Yang benar-benar perlu diwaspadai adalah ketidakpastian politik itu sendiri. Jika pasar lama tidak tahu siapa yang akan menang, dana akan memilih wait and see. Sikap wait and see ini bisa lebih merusak pasar daripada kemenangan salah satu pihak.

Ketiga, risiko terbesar bukan politik, tapi resesi ekonomi.

Kekhawatiran kubu bearish soal “siklus bisnis” justru risiko yang paling patut diperhatikan.

Jika ekonomi AS benar-benar resesi, apakah bitcoin akan anjlok seperti saham teknologi, atau jadi aset safe haven seperti emas?

Pertanyaan ini belum punya jawaban historis, karena bitcoin belum pernah mengalami siklus resesi ekonomi penuh. Gelembung internet 2001 dan krisis keuangan 2008 terjadi sebelum bitcoin lahir.

Dari data saat ini, tanda-tanda perlambatan ekonomi memang ada: pertumbuhan lapangan kerja lemah, belanja konsumen turun, investasi perusahaan hati-hati, inflasi makanan menekan kelas menengah.

Jika tren ini berlanjut, 2026 bisa benar-benar menghadapi risiko resesi. Saat itu, likuiditas longgar, regulasi ramah, rekonsiliasi Trump dan Musk, semua bisa gagal. Bitcoin akan menghadapi ujian tekanan sejati.

Itulah sebabnya JPMorgan meski memberi target 170 ribu dolar, juga menekankan “perlu reset leverage”; mengapa Raoul Pal meski optimis 2026, juga mengakui “pasar akan volatil sebelum QE tersembunyi dimulai”. Mereka semua menunggu sinyal konfirmasi: bisakah ekonomi mendarat mulus.

Kapan pemerintah buka pintu? Kapan RUU CLARITY lolos? Apakah The Fed akan menurunkan suku bunga Desember? Bagaimana hasil pemilu paruh waktu 2026? Jawaban pertanyaan-pertanyaan ini akan menentukan arah bitcoin jangka pendek.

Tapi pertanyaan jangka panjangnya: bagaimana bitcoin berperilaku di resesi ekonomi berikutnya? Jawabannya mungkin baru akan terungkap pada 2026. Sebelum itu, para trader akan terus berdebat, pasar akan terus bergejolak. Satu-satunya kepastian adalah: ketidakpastian itu sendiri, tetaplah kepastian terbesar.