• American Express, Bank of America, dan Santander mulai gunakan XRP untuk efisiensi transaksi lintas negara.
  • XRP digunakan sebagai jembatan likuiditas oleh lembaga besar untuk kirim dana cepat dan hemat biaya.

Kalau dulu urusan kirim uang lintas negara butuh waktu berhari-hari dan biaya tinggi, sekarang ceritanya mulai berubah. Beberapa nama besar di dunia keuangan seperti American Express, Bank of America, dan Santander diketahui mulai mengadopsi XRP sebagai solusi pembayaran lintas batas.

Informasi ini muncul lewat laporan data terbaru yang berhasil diungkap oleh peneliti blockchain independen, SMQKE, memperlihatkan bagaimana XRP digunakan sebagai mata uang perantara—alias jembatan—dalam sistem RippleNet.

XRP —> Used by American Express, Bank of America, Santander and the Bill & Melinda Gates Foundation.✅

Documented below.📝💨 pic.twitter.com/buP59rKihY

— SMQKE (@SMQKEDQG) July 16, 2025

XRP memungkinkan konversi mata uang fiat secara real-time, tanpa harus lewat sistem transfer bank tradisional yang lambat. American Express, misalnya, telah mencatatkan transaksi internasional mereka dengan dukungan XRP untuk mempercepat aliran dana.

Di saat yang sama, Bank of America dan Santander juga disebut-sebut sudah menerapkan teknologi serupa demi efisiensi operasional. Kalau dipikir-pikir, buat perusahaan sebesar itu, penghematan waktu dan biaya jelas jadi alasan utama. Tapi yang menarik, ini bukan cuma soal efisiensi—ini juga jadi sinyal bahwa pemain lama di dunia keuangan mulai serius menanggapi kripto, bukan cuma menonton dari pinggir lapangan.

Penggunaan XRP Meluas ke Sektor Filantropi dan Farmasi

Yang bikin kabar ini makin menarik, bukan hanya institusi keuangan yang mulai beralih. Yayasan besar seperti Bill & Melinda Gates Foundation juga masuk dalam daftar pengguna XRP. Mereka memakai aset kripto ini sebagai bagian dari proyek inklusi keuangan dan keberlanjutan yang lebih luas.

Bayangkan saja, lembaga yang selama ini dikenal lewat program sosial dan kesehatan global pun mulai melirik efisiensi yang ditawarkan oleh teknologi kripto. Sebuah pergeseran paradigma yang patut dicatat.

Tidak hanya itu, langkah serupa juga diambil oleh sektor distribusi farmasi. Awal Mei lalu, Wellgistics—perusahaan penyedia layanan untuk apotek independen di Amerika Serikat—telah mengintegrasikan XRP ke dalam sistem pembayaran mereka.

Mereka bahkan mengamankan fasilitas kredit sebesar US$50 juta dari LDA Capital untuk memperkuat strategi ini. Transaksi yang biasanya memakan waktu dua atau tiga hari lewat bank, kini bisa diselesaikan dalam tiga sampai lima detik saja lewat XRP Ledger. Cepat bukan main.

Ripple Kembangkan Ekosistem Lewat Dukungan untuk Startup Asia

Di sisi lain, awal Juli ini CNF melaporkan bahwa Ripple bersama Tenity juga meluncurkan meluncurkan program XRPL Accelerator selama 12 minggu. Tujuannya? Mendukung pertumbuhan startup blockchain di kawasan Asia.

Startup yang terpilih bisa mendapatkan bimbingan, kesempatan demo day, hingga hibah tanpa perlu melepas ekuitas—dan nilainya bisa sampai US$200.000. Ini tentu memperlihatkan bahwa Ripple tak hanya bermain di level institusi besar, tapi juga ingin memperkuat pondasi ekosistem sejak dari akar rumput.

Sementara itu, dampak langsung dari semua kabar ini mulai terasa di pasar. Harga XRP tercatat naik lebih dari 6% dalam 24 jam terakhir dan kini diperdagangkan di kisaran US$3,43. Volume perdagangannya pun ikut melejit lebih dari 50% hingga menyentuh US$22,95 milyar.

Kenaikan ini tentu tak datang begitu saja, tapi seperti dorongan alami dari respons pasar terhadap langkah-langkah institusi besar yang mulai serius memanfaatkan XRP bukan sekadar aset investasi, melainkan alat transaksi nyata.