• Blockware memprediksi lebih dari 36 perusahaan publik akan tambah Bitcoin ke neraca dalam 6 bulan ke depan.
  • Perusahaan besar mulai melihat Bitcoin sebagai aset strategis untuk lindungi nilai dan diversifikasi.

Blockware memprediksi bahwa lebih dari 36 perusahaan publik bakal menambah Bitcoin ke dalam neraca mereka dalam enam bulan ke depan. Prediksi ini muncul seiring meningkatnya arus masuk institusi ke pasar kripto.

Tak lagi jadi urusan satu-dua perusahaan seperti MicroStrategy, kini semakin banyak entitas yang menganggap Bitcoin sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang. Dan mereka nggak cuma bicara, mereka langsung beli.

JUST IN: BLOCKWARE FORECASTS 36+ PUBLIC COMPANIES WILL ADD BITCOIN TO THEIR BALANCE SHEETS IN THE NEXT 6 MONTHS

Source: @Cointelegraph https://t.co/ZMznPblB3U pic.twitter.com/KJ2qHkDEXa

— Mario Nawfal’s Roundtable (@RoundtableSpace) July 13, 2025

Salah satu contohnya datang dari Metaplanet yang pada Juni lalu menambahkan 1.111 BTC ke dalam portofolio mereka. Jumlah itu menjadikan total simpanan mereka menjadi 11.111 BTC. Yang bikin banyak pihak mulai melirik? Target mereka cukup agresif: 100.000 BTC di akhir 2026 dan dua kali lipatnya—210.000 BTC—pada 2027.

Coba bayangin perusahaan biasa punya simpanan Bitcoin selevel itu, rasanya kayak pengusaha toko kelontong tiba-tiba ngeluarin private jet.

Strategi BTC Jadi Tren Baru Perusahaan Publik?

Masih di bulan yang sama, Genius Group juga kembali akumulasi Bitcoin setelah sempat tertahan oleh keputusan pengadilan. Begitu larangan dicabut, mereka langsung tambah 34 BTC ke neraca. Target mereka nggak berubah sejak awal: 1.000 BTC.

Terlihat kecil dibandingkan Metaplanet, tapi langkah ini menandakan bahwa perusahaan edukasi digital pun mulai melihat Bitcoin bukan sebagai aset liar, tapi sebagai alat simpan nilai yang tahan lama.

Lebih lanjut lagi, pendekatan strategis juga terlihat dari kerja sama antara DDC Enterprise dan Animoca Brands . Berdasarkan laporan CNF, Animoca bakal menyediakan dana hingga US$100 juta dalam bentuk Bitcoin untuk membantu pengelolaan treasuri DDC.

Ini bukan cuma soal “ikut tren,” tapi lebih ke arah bagaimana Bitcoin mulai masuk ke sistem perencanaan keuangan korporat dengan cara yang terstruktur. Dulu, mungkin cuma jadi pembicaraan informal di ruang meeting. Sekarang, udah masuk ke lembar kerja CFO.

Di sisi lain, permintaan yang meningkat ini nggak lepas dari konteks makroekonomi dan sentimen pasar. Ketika suku bunga susah ditebak dan aset-aset tradisional terasa terlalu stagnan, Bitcoin menawarkan sesuatu yang… yah, lebih menggigit. Beberapa perusahaan bahkan sudah mulai mempertimbangkan BTC sebagai pengganti sebagian alokasi kas mereka—sesuatu yang, lima tahun lalu, mungkin dianggap ide gila.

Jika Blockware Tepat, Pasar Bisa Hadapi Tekanan Beli Baru

Kalau Blockware benar dan prediksinya kejadian, artinya bisa ada puluhan ribu BTC lagi yang “dikunci” dalam neraca perusahaan. Sekali BTC masuk ke neraca, nggak gampang keluar. Jadi pasokan yang tersedia di pasar terus menyusut. Dan saat permintaan terus naik, bisa ditebak arah tekanan harganya ke mana.

Apakah ini berarti perusahaan lain bakal ikut-ikutan? Bisa jadi. Kita tahu dunia korporat itu kompetitif. Begitu satu perusahaan besar punya BTC dan nilainya naik, yang lain nggak mau ketinggalan. Kalau strategi ini terbukti berdampak ke valuasi saham, perusahaan publik lain bisa jadi mulai copy-paste. Bukan cuma karena FOMO, tapi karena tekanan dari investor juga makin terasa.

Dengan tren yang makin jelas ini, pertanyaan utamanya bukan lagi “apakah Bitcoin bakal masuk ke dunia korporat”, tapi “berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum itu jadi standar baru?”